menyeberangi sungai |
Awal awal perjalanan masi lumayan lah, jalan tanah dengan background Gunung dan kebun pisang,sekedar info padang tijie terkenal dengan hasil pisangnya,bahkan ditengah jalan pun ada bibit pisang yang tumbuh,mungkin petani pisang menjatuhkan kemudian ia tumbuh,atau ada anak manusia yang makan pisang bijinya dibuang dan ia tumbuh atau ada siluman kerasakti yang kesal dan melemparkan pisang disana dan ia tumbuh,entahlah. . . ƪ(‾ε‾“)ʃ
lam parek pun tumbuh dia |
wuidichh motor om ni sangar!!! |
kami memacu motor dengan kecepatan penuh sekitar 20Km/jam melalui rajui,itu adalah kecepatan tertinggi yang bisa dijangkau,dan gear transmisi motor hanya bisa mendapat jatah 2 kali ceplok gigi 1 dan 2, lengkap lah sudah derita kita,
Setengah perjalan udah cukup sengsara, jalan berbatu, terik matahari yang bikin gosong,dan tanpa perbekalan yang memadai,satu-satu nya hal yang bisa disyukuri adalah view teubeng (nama desa) dari puncak gunung yang kami lalui.thats amazinggg pake banget, ƪ(‾ε‾)ʃ
begaya itu harus |
karena kami buta arah dan tanpa navigasi kami cuma bisa mengandalkan telpon, sinyal nya dapet tapi kayak ninja yang sebentar-bentar ngilang,untuk pemula dont try this,because gak bisa diandalkan sama sekali (⌣́_⌣̀)•
seulawah dara dari belakang, kalo dari depan mah L300! |
2 jam dijalan tak ada tanda tanda pagar yang katanya pertanda bahwa kami sampai, sempat juga terlintas pulang tapi gengsi dan penasaran mengalahkan niat pulang, sampai akhirnya pagar itu nongol kami pun berbahagia dan berpesta selayaknya fans club bola yang yang lagi merayakan kemenangan tarkam tingkat kecamatan.
setelahnya jalanan mulai menurun,dengan semangat yang kembali tumbuh kami pun melanjutkan perjalanan expedisi tanpa bekal ini, sinyal mulai hilang,kami rehat sejenak sambil mencari sinyal untuk telpon arah lagi.
trek nya horor |
"turun aja,ada kubangan kerbau disebelah kanan,ikutin aja jalan setapak sampe ke pondok pemilik kerbau setelahnya biarkan angin yang menuntunmu " kata bg adi diseberang telepon!
"mampus ndah, ini gemana ceritanya angin menuntun?? ٩(̾●̮̮̃̾•̃̾)۶
"tutt . . tutt . . tutt " dan telponpun terputus
aku bengong,jumi bingung, dan kerbaupun lewat #halah
"kita istirahat dulu,sambil ngecek rute,mungken dari atas keliatan" kata jumi,
aku meng-iya kan, agak panik memang mengingat ini dihutan tanpa kejelasan, motor kami parkir disemak-semak, sambil minum mengisi ion,kami mengeluarkan bensin kotor dari kantong kemih yang sudah dari tadi mintak keluar, mungkin disinilah letak kesalahan pertama yang paling fatal kami buat, PIPIS DISEMBARANG TEMPAT!
don't pipis sembarangan |
"aku diatas bodoh,tempat kita p*p*s tadi" katanya ditelpon
"MAMPUS. . . JADI DARI TADI YANG AKU IKUTI SIAPA???" ː̗̀(☉.☉)ː̖́
panikku naik sampe taraf setengah mati mencapai titik nadir,cepet-cepet aku bergegas keatas, dia cuma cengengesan dengan muka bodohnya ketika aku cerita.
kami kembali melanjutkan jalan setapak sampai pondok yang diceritakan kami temui,dari sana kami hanya tinggal mengikuti rutei kerbau berkubang, tak banyak yang bisa dijumpai selain semak belukar dan suara monyet yang dari tadi seakan mengawasi kami,mungken mereka juga panik ada dua monyet berbalut kaus petantang petenteng diwilayah mereka.
setelah muter muter sungai nya nongol |
ketika kami mencapai sungai,keraguan mulai muncul,karena tak ada bebatuan berlapis seperti yang kami liat difoto bg adi penyud, tak ada sinyal disini jadi nafigasi yang kami punya hanya insting,setelah berumbuk kami putuskan menyusuri kearah atas sungai,tak ada waktu berdebat karena waktu mulai sore,tidak tidak,kami bukan tidak mao menikmati hanya saja kekurangan logistik menjadi penghalang kami,jadinya perjalanan dadakan ini kami berburu waktu,tak ada yang mao kemalaman dihutan tanpa perbekalan.
see? batu lapis |
air adalah : mandi |
padahal capek, tapi karena dipoto jadi semangat |
bukan grandcanyon,tapi greencanyon |
bukan bali |
thailan juga bukan lho |
ini aceh pidie |
termangaplah,karena kami udah termangap duluan |
siapa yang dengan hebatnya menyusun semua ini? |
Puas mengintari , kami bergegas pulang , mengisi botol dengan air sungai hingga penuh dan kembali ke tempat parkiran motor , dari sungai ke gubuk fine fine aja, dari gubuk mulai janggal , kami berjalan tapi tak pernah menemui sepeda motor kami, balek lagi jalan lagi malah makin masuk ke hutan , dan akhir nya kami sadar kalau kami TERRRRRRSEEESAAAATTTTTTTTTTT OOOHHH TUHHHANNNNNN SELAMATKAN LAH KAMI ISTRI KAMI MAKAN APA KALAU KAMI TIDAK PULANGGGGG !!!!!!! ( ̄□ ̄;)#eh??
Jummi beride, mungkin dengan menaiki bukit akan terlihat jalan nya, aku mengiyakan dengan putus asa. dengan tenaga setelah dibantai ,lutut yang mulai layu, peluh yang membasahi badan ,ditambah dengan kenyataan kalau kami tersesat ,kami tetap bejuang mencapai puncak bukit setinggi gedung 5 tingkat tersebut, dan benar saja, dari atas terlihat rute jalan dan dengan mudah kami mengetahui posisi motor kami, jumi bangga aku senang, dan kerbau pun lewat #halahh
0 Response to "LINGKOK KUWIENG CHAPTER 2 : TERSESAT DI GREEN CANYON"
Posting Komentar