KETIKA DUNIA MUAT KEDALAM CARRIEL, "RUMAH MENJADI DIMANAPUN"

LINGKOK KUWIENG CHAPTER 2 : TERSESAT DI GREEN CANYON

Melanjutkan postingan pertama yang berjudul lingkok kuwieng atau urueuk meueh sebutan dari penduduk setempat, rute yang kami tempuh melalui rajui dan selamatlah kaki kami karena sepeda motor masi bisa melaluinya,
menyeberangi sungai

Awal awal perjalanan masi lumayan lah, jalan tanah dengan background Gunung dan kebun pisang,sekedar info padang tijie terkenal dengan hasil pisangnya,bahkan ditengah jalan pun ada bibit pisang yang tumbuh,mungkin petani pisang menjatuhkan kemudian ia tumbuh,atau ada anak manusia yang makan pisang bijinya dibuang dan ia tumbuh atau ada siluman kerasakti yang kesal dan melemparkan pisang disana dan ia tumbuh,entahlah. . . ƪ(‾ε‾“)ʃ
lam parek pun tumbuh dia

wuidichh motor om ni sangar!!!

kami memacu motor dengan kecepatan penuh sekitar 20Km/jam melalui rajui,itu adalah kecepatan tertinggi yang bisa dijangkau,dan gear transmisi motor hanya bisa mendapat jatah 2 kali ceplok gigi 1 dan 2, lengkap lah sudah derita kita,

Setengah perjalan udah cukup sengsara, jalan berbatu, terik matahari yang bikin gosong,dan tanpa perbekalan yang memadai,satu-satu nya hal yang bisa disyukuri adalah view teubeng (nama desa) dari puncak gunung yang kami lalui.thats amazinggg pake banget, ƪ(‾ε‾)ʃ
begaya itu harus

karena kami buta arah dan tanpa navigasi kami cuma bisa mengandalkan telpon, sinyal nya dapet tapi kayak ninja yang sebentar-bentar ngilang,untuk pemula dont try this,because gak bisa diandalkan sama sekali (́_̀)‎​​•
seulawah dara dari belakang, kalo dari depan mah L300!


2 jam dijalan tak ada tanda tanda pagar yang katanya pertanda bahwa kami sampai, sempat juga terlintas pulang tapi gengsi dan penasaran mengalahkan niat pulang, sampai akhirnya pagar itu nongol kami pun berbahagia dan berpesta selayaknya fans club bola yang yang lagi merayakan kemenangan tarkam tingkat kecamatan.

setelahnya jalanan mulai menurun,dengan semangat yang kembali tumbuh kami pun melanjutkan perjalanan expedisi tanpa bekal ini, sinyal mulai hilang,kami rehat sejenak sambil mencari sinyal untuk telpon arah lagi.

trek nya horor
"kemana lagi?" tanyaku ,

 "turun aja,ada kubangan kerbau disebelah kanan,ikutin aja jalan setapak sampe ke pondok pemilik kerbau setelahnya biarkan angin yang menuntunmu " kata bg adi diseberang telepon!

"mampus ndah, ini gemana ceritanya angin menuntun?? ٩(̾●̮̮̃̾•̃̾)۶

"tutt . . tutt . . tutt " dan telponpun terputus

aku bengong,jumi bingung, dan kerbaupun lewat  #halah

"kita istirahat dulu,sambil ngecek rute,mungken dari atas keliatan" kata jumi,

aku meng-iya kan, agak panik memang mengingat ini dihutan tanpa kejelasan, motor kami parkir disemak-semak, sambil minum mengisi ion,kami mengeluarkan bensin kotor dari kantong kemih yang sudah dari tadi mintak keluar, mungkin disinilah letak kesalahan pertama yang paling fatal kami buat, PIPIS DISEMBARANG TEMPAT!

don't pipis sembarangan
ketika selesai,jumi memantau bagian atas bukit,dan aku berpikir mungkin tidak ada salahnya mengecek kebawah, sepintas terlihat jumi ikut turun dari rute sebelah, akupun mengikutinya dari belakang diantara semak-semak, semakin kebawah dia terasa makin aneh kadang nampak kadang menghilang diantara semak-semak,sampai akhirnya aku berjalan sendiri sekitaran 300-500 meter , dan jumi benar-benar menghilang,panikpun mendera, berteriak menjadi jalan pintas dikarenakan sinyal yang "sos" . aku berusaha mendapatkan sinyal,ketika dapat langsung menghubungi kontak dia, sekira 15x mencoba barulah telpon masuk, dengan nada kesal setengah mati aku memaki karena meninggalkan ku jauh dibelakang,

"aku diatas bodoh,tempat kita p*p*s  tadi" katanya ditelpon

"MAMPUS. . . JADI DARI TADI YANG AKU IKUTI SIAPA???" ː̗̀(.)ː̖́

 panikku naik sampe taraf setengah mati mencapai titik nadir,cepet-cepet aku bergegas keatas, dia cuma cengengesan dengan muka bodohnya ketika aku cerita.

kami kembali melanjutkan jalan setapak sampai pondok yang diceritakan kami temui,dari sana kami hanya tinggal mengikuti rutei kerbau berkubang, tak banyak yang bisa dijumpai selain semak belukar dan suara monyet yang dari tadi seakan mengawasi kami,mungken mereka juga panik ada dua monyet berbalut kaus petantang petenteng diwilayah mereka.
setelah muter muter sungai nya nongol

ketika kami mencapai sungai,keraguan mulai muncul,karena tak ada bebatuan berlapis seperti yang kami liat difoto bg adi penyud, tak ada sinyal disini jadi nafigasi yang kami punya hanya insting,setelah berumbuk kami putuskan menyusuri kearah atas sungai,tak ada waktu berdebat karena waktu mulai sore,tidak tidak,kami bukan tidak mao menikmati hanya saja kekurangan logistik menjadi penghalang kami,jadinya perjalanan dadakan ini kami berburu waktu,tak ada yang mao kemalaman dihutan tanpa perbekalan.


see? batu lapis
 Menggelantung,tergelincir,basah-basahan,perlahan daerah berbatu lapis ala grendcanyon muncul disamping kiri dan kanan kami,tak ada lagi keluh tak ada penat,ini lah keagungan Sang pencipta.
air adalah : mandi
padahal capek, tapi karena dipoto jadi semangat


bukan grandcanyon,tapi greencanyon

bukan bali

thailan juga bukan lho
 Semakin kedepan semakin besar bebatuan nya, tak terasa hampir sampai sore menjelang kami masi betah disana, padahal stok air masak uda abis dari tadi , jadi nya air sungai pun kami telan , mudah mudahan aja gak ada anak ikan nyasar yang ikot masuk keperut dan beranak pinak lagi disana (_)"
ini aceh pidie

termangaplah,karena kami udah termangap duluan

siapa yang dengan hebatnya menyusun semua ini?

Puas mengintari , kami bergegas pulang , mengisi botol dengan air sungai hingga penuh dan kembali ke tempat parkiran motor , dari sungai ke gubuk fine fine aja, dari gubuk mulai janggal , kami berjalan tapi tak pernah menemui sepeda motor kami, balek lagi jalan lagi malah makin masuk ke hutan , dan akhir nya kami sadar kalau kami TERRRRRRSEEESAAAATTTTTTTTTTT OOOHHH TUHHHANNNNNN SELAMATKAN LAH KAMI ISTRI KAMI MAKAN APA KALAU KAMI TIDAK PULANGGGGG  !!!!!!! ( ̄ ̄;)#eh??
 Jummi beride, mungkin dengan menaiki bukit akan terlihat jalan nya, aku mengiyakan dengan putus asa. dengan tenaga setelah dibantai ,lutut yang mulai layu, peluh yang membasahi badan ,ditambah dengan kenyataan kalau kami tersesat ,kami tetap bejuang mencapai puncak bukit setinggi gedung 5 tingkat tersebut, dan benar saja, dari atas terlihat rute jalan dan dengan mudah kami mengetahui posisi motor kami, jumi bangga aku senang, dan kerbau pun lewat #halahh

0 Response to "LINGKOK KUWIENG CHAPTER 2 : TERSESAT DI GREEN CANYON"

Posting Komentar